Article

Botox dan Filler, Ini dia 5 Perbedaan yang Mudah Dipahami!

Rate this post

Botox dan filler adalah dua jenis perawatan non-bedah yang paling umum digunakan untuk meremajakan kulit dan memperbaiki penampilan wajah. Meskipun keduanya digunakan untuk tujuan yang sama, namun keduanya memiliki perbedaan dalam cara kerja, bahan aktif yang digunakan, dan hasil yang dapat dihasilkan. Yuk, kita bahas perbedaan antara botox dan filler.

Botox

Botox adalah istilah umum untuk botulinum toxin, sebuah racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Botulinum toxin telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati berbagai kondisi medis, termasuk spasme otot, migrain, dan kondisi neurologis lainnya. Namun, pada tahun 2002, FDA menyetujui penggunaan Botox untuk tujuan kosmetik.

Cara kerja Botox adalah dengan menghentikan sinyal saraf dari otak ke otot, sehingga otot tidak lagi mampu berkontraksi. Hal ini dapat mengurangi garis-garis halus dan kerutan pada wajah, yang seringkali disebabkan oleh kontraksi berulang-ulang dari otot-otot wajah. Botox biasanya digunakan untuk mengobati garis-garis halus di sekitar mata (crow’s feet), garis-garis halus di dahi, dan garis-garis halus di sekitar mulut.

Botox diinjeksikan dengan jarum halus langsung ke otot yang diinginkan. Efeknya biasanya terlihat dalam beberapa hari setelah perawatan dan efeknya dapat bertahan selama tiga hingga enam bulan. Botox memiliki efek yang terbatas pada kerutan yang disebabkan oleh kontraksi otot dan tidak akan efektif pada kerutan yang disebabkan oleh hilangnya elastisitas kulit atau hilangnya volume.

Filler

Filler adalah bahan yang diinjeksikan di bawah kulit untuk mengisi area yang kehilangan volume atau untuk memperbaiki kontur wajah. Filler terbuat dari berbagai bahan, termasuk kolagen, asam hyaluronic, polycaprolactone dan hidroksiapatit kalsium.

Cara kerja filler adalah dengan menambahkan volume ke area yang kehilangan volume, sehingga garis-garis halus dan kerutan menjadi kurang terlihat. Filler juga dapat digunakan untuk mengisi area yang kekurangan volume, seperti area pipi atau bibir yang pipih. Filler dapat bertahan antara enam hingga 24 bulan, tergantung pada jenis bahan yang digunakan.

Filler diinjeksikan dengan jarum halus langsung ke dalam kulit di area yang diinginkan. Efeknya biasanya terlihat dalam beberapa hari setelah perawatan, dan efeknya dapat bertahan antara enam hingga 24 bulan, tergantung pada jenis bahan yang digunakan.

Filler ID Fresh yang merupakan filler yang berbahan dasar 100% asli dari Korea dapat bertahan 6-12 bulan, meskipun tergantung dengan metabolisme tubuh pasien. ID Fresh telah banyak digunakan oleh banyak Klinik Kecantikan di seluruh Indonesia karena selain minim efek samping, ID Fresh juga terdiri dari 4 tipe yang penggunaannya disesuaikan dengan area yang akan diaplikasikan. ID Fresh juga telah terdaftar di Kemenkes RI sehingga dipastikan aman untuk digunakan. Kamu dapat mengecek klinik terdekat di website: idfresh.id. 

Perbedaan antara Botox dan Filler;

1. Cara kerja

Botox bekerja dengan menghentikan sinyal saraf dari otak ke otot, sehingga otot tidak lagi mampu berkontraksi. Hal ini dapat mengurangi garis-garis halus dan kerutan pada wajah. Sedangkan, filler bekerja dengan menambahkan volume ke area yang kehilangan volume atau memperbaiki kontur wajah. Filler juga dapat digunakan untuk mengisi area yang kekurangan volume, seperti area pipi atau bibir yang pipih.

2. Bahan aktif

Botox menggunakan botulinum toxin, sementara filler terbuat dari berbagai bahan seperti kolagen, asam hyaluronic, polycaprolactone, dan hidroksiapatit kalsium. Karena bahan aktif yang berbeda, maka efek yang dihasilkan juga berbeda. Botox hanya dapat mengurangi garis-garis halus dan kerutan pada wajah yang disebabkan oleh kontraksi otot, sementara filler dapat digunakan untuk mengisi area yang kehilangan volume dan mengembalikan bentuk wajah yang hilang karena proses penuaan.

3. Lokasi penggunaan

Botox biasanya digunakan di area sekitar mata (crow’s feet), dahi dan sekitar mulut untuk mengurangi kerutan yang disebabkan oleh kontraksi otot. Sedangkan, filler dapat digunakan di berbagai area, termasuk pipi, bibir, rahang, dan dagu, untuk memberikan volume dan membentuk wajah.

4. Durasi efek

Efek Botox biasanya bertahan selama tiga hingga enam bulan, sedangkan filler dapat bertahan antara enam hingga 24 bulan, tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam memilih jenis perawatan yang tepat untuk kebutuhan Anda.

5. Risiko efek samping

Baik Botox maupun filler memiliki risiko efek samping yang harus diperhatikan. Efek samping Botox termasuk sakit kepala, kulit kering, mata juling dan kesulitan menelan. Sementara itu, efek samping filler termasuk kemerahan, pembengkakan, dan memar di area yang diinjeksikan. Selain itu, terkadang juga terjadi reaksi alergi pada bahan filler tertentu. Risiko efek samping ini dapat dihindari dengan selalu melakukan konsultasi dengan dokter yang kompeten dan berizin sebelum melakukan tindakan. 

Kesimpulan

Meskipun Botox dan filler digunakan untuk tujuan yang sama yaitu untuk meremajakan kulit dan memperbaiki penampilan wajah, namun keduanya memiliki perbedaan dalam cara kerja, bahan aktif yang digunakan, lokasi penggunaan, durasi efek, dan risiko efek samping. Jadi, sebelum memutuskan jenis perawatan yang tepat untuk kebutuhan Anda, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli kecantikan yang berpengalaman untuk mendapatkan hasil terbaik dan aman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *